Tugas Rumah

Diposting oleh Samiyono

Sabtu, 04 April 2009

Salam Sukses dan Mulia...

Berikut adalah soal latihan terakhir bagi siswa/i kelas 6 SD Islam Darunnajah Jakarta. Setelah selesai mengerjakan latihan ini selanjutnya kirimkan hasil jawaban ke email: dn_qta@yahoo.com, paling lambat 18 April 2009.

1. Apakah arti dari Indonesia dan tulislah sejarah perkembangannya dari kerajaan-kerajaan sehingga bernama negara Indonesia!

2. Sebutkan satu contoh negara di masing-masing Benua keunggulan dan kekurangannya di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi!

3. Mengapa keberadaan suku-suku asli seperti baduy, asmat dan yang lainnya semakin berkurang? Jelaskan!

4. Menurut kalian, mengapa anak-anak sekarang lebih mengidolakan artis-artis daripada para pahlawan perjuangan? Sebutkan salah satu pahlawan idola kalian, mengapa?

5. Manfaat apa yang kalian dapatkan dari kegiatan jual beli di Pasar Bintaro dan Cipulir dan mengapa bangsa Indonesia perlu melakukan kegiatan ekspor dan impor?

6. Apakah kesulitan dan hambatan yang kalian dapatkan dalam belajar IPS? Jelaskan!

Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan dan kesuksesan dalam meraih cita-cita serta bisa membahagiakan kedua orangtua dengan prestasi dan karya-karya kreatif kita. Amien...
Selamat mengerjakan...

Continue Reading

0 komentar:

IPS Pelajaran yang Menyenangkan

Diposting oleh Samiyono

Jumat, 20 Maret 2009

SALAM SUKSES MULIA

Pengalaman adalah guru yang terbaik bagi umat manusia. Sedangkan bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai sejarah.

Banyak sekali sejarah yang ada dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya untuk tingkat Sekolah Dasar yang syarat akan suri tauladan. Karena pada dasarnya pelajaran yang terpenting adalah bisa mencontoh dan menerapkan apa-apa yang telah dilakukan para pahlawan, bukan hanya menghafal tanggal kejadian dan lain-lain.

Mengapa IPS menyenangkan karena:

1. Untuk membentuk pemahaman yang mendalam tentang belajar IPS sebaiknya bisa dilakukan melalui " Around The Word " khususnya untuk mengajarkan PETA INDONESIA di Kelas IV dan V sedangkan PETA DUNIA di Kelas VI. Apalagi dengan fasilitas internet akan mudah belajar peta.

2. Kegiatan Outing Program /Out door misalnya : Kunjungan ke Museum , Tugu Pahlawan, atau tempat - tempat bersejarah, seperti ke makam Bung Hatta yang menjadi agenda kelas V. Sedangkan untuk kelas VI praktek berjualan di Pasar.

3. Anak-anak bisa menekpresikan suatu sejarah dengan metode sosio drama yang fungsinya membantu anak untuk lebih mudah menghafalkan nama - nama pahlawan , karena anak secara langsung terlibat didalamnya dan berperan sebagai pahlawan tersebut.

4. Games adalah yang disukai anak, kegiatan ini bisa dilakukan dengan Cerdas Cermat atau tanyajawab sehingga akan melatih siswa belajar :
- mengenal negara maupun kota - kota di dunia.
- mengetahui ibu kotanya
- mengenal kebudayaan tiap kota atau negara .
- mengetahui hasil terkenal di tiap daerah/negara.

5. Kata Berkait dalam pelajaran IPS / Sejarah juga sangat menarik bila dilakukan dalam pengajaran di kelas , sambil bermain sekaligus belajar ,misalnya : Untuk menghafal ibukota / provinsi di Indonesia.

Dengan belajar IPS terbuka wawasan dunia yang begitu luas. Sehingga akan membuka pintu gerbang kesuksesan kita semua. Buat anak-anakku kelas VI (enam) SD Islam Darunnajah, tugas ulangan harian III baru bisa dikerjakan setelah tanggal 4 April 2009. Diberi waktu untuk mengerjakan hingga tanggal 11 Maret 2009, kirim jawaban ke dn_qta@yahoo.com. Selamat Menempuh ujian Mid Semester II. Semoga sukses dan berhasil. Amien

Continue Reading

0 komentar:

Together

Diposting oleh Samiyono

Selasa, 17 Maret 2009

Continue Reading

0 komentar:

RAKER 2008

Diposting oleh Samiyono

Continue Reading

0 komentar:

Kriteria Guru Yang Baik Menurut Al-Ghazali

Diposting oleh Samiyono

Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”.(Ramayulis,1982:42) Pendidik tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi. (Ramayulis, 1998:36) Untuk menjadi seorang pendidik yang baik, Imam Al-Ghazali menetapkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Tulisan berikut ini merupakan kutipan yang diambil oleh penulis dari buku Abuddin Nata (2000:95-99) ketika menjelaskan kriteria guru yang baik dari kitab Ihyaa Ulumuddin yang merupakan karya monumental Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali. Sengaja kutipan di bawah ini diberi sedikit komentar untuk lebih memperjelas maksud yang hendak disampaikan.

Al-Ghazali berpendapat bahwa guru yang dapat diserahi tugas mendidik adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya, juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya Dengan kesempurnaan akal ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya yang baik ia dapat menjadi contoh dan teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan mengarahkan anak-anak muridnya.

Selain sifat-sifat umum yang harus dimiliki guru sebagaimana disebutkan di atas, seorang guru juga harus memiliki sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu sebagai berikut :

Pertama, Jika praktek mengajar merupakan keahlian dan profesi dari seorang guru, maka sifat terpenting yang harus dimilikinya adalah rasa kasih sayang. Sifat ini dinilai penting karena akan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan rasa tenteram pada diri murid terhadap gurunya. Hal ini pada gilirannya dapat menciptakan situasi yang mendorong murid untuk menguasai ilmu yang diajarkan oleh seorang guru.

Kedua, karena mengajarkan ilmu merupakan kewajiban agama bagi setiap orang alim (berilmu), maka seorang guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya mengajarnya itu. Seorang guru harus meniru Rasulullah SAW. yang mengajar ilmu hanya karena Allah, sehingga dengan mengajar itu ia dapat bertaqarrub kepada Allah. Demikian pula seorang guru tidak dibenarkan minta dikasihani oleh muridnya, melainkan sebaliknya ia harus berterima kasih kepada muridnya atau memberi imbalan kepada muridnya apabila ia berhasil membina mental dan jiwa. Murid telah memberi peluang kepada guru untuk dekat pada Allah SWT. Namun hal ini bisa terjadi jika antara guru dan murid berada dalam satu tempat, ilmu yang diajarkan terbatas pada ilmu-ilmu yang sederhana, tanpa memerlukan tempat khusus, sarana dan lain sebagainya.

Namun jika guru yang mengajar harus datang dari tempat yang jauh, segala sarana yang mendukung pengajaran harus diberi dengan dana yang besar, serta faktor-faktor lainnya harus diupayakan dengan dana yang tidak sedikit, maka akan sulit dilakukan kegiatan pengajaran apabila gurunya tidak diberikan imbalan kesejahteraan yang memadai.

Ketiga, seorang guru yang baik hendaknya berfungsi juga sebagai pengarah dan penyuluh yang jujur dan benar di hadapan murid-muridnya. Ia tidak boleh membiarkan muridnya mempelajari pelajaran yang lebih tinggi sebelum menguasai pelajaran yang sebelumnya. Ia juga tidak boleh membiarkan waktu berlalu tanpa peringatan kepada muridnya bahwa tujuan pengajaran itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT,. Dan bukan untuk mengejar pangkat, status dan hal-hal yang bersifat keduniaan. Seorang guru tidak boleh tenggelam dalam persaingan, perselisihan dan pertengkaran dengan sesama guru lainnya.

Keempat, dalam kegiatan mengajar seorang guru hendaknya menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian, makian dan sebagainya. Dalam hubungan ini seorang guru hendaknya jangan mengekspose atau menyebarluaskan kesalahan muridnya di depan umum, karena cara itu dapat menyebabkan anak murid yang memiliki jiwa yang keras, menentang, membangkang dan memusuhi gurunya. Dan jika keadaan ini terjadi dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya pengajaran yang baik.

Kelima, seorang guru yang baik juga harus tampil sebagai teladan atau panutan yang baik di hadapan murid-muridnya. Dalam hubungan ini seorang guru harus bersikap toleran dan mau menghargai keahlian orang lain. Seorang guru hendaknya tidak mencela ilmu-ilmu yang bukan keahliannnya atau spesialisasinya. Kebiasaan seorang guru yang mencela guru ilmu fiqih dan guru ilmu fiqih mencela guru hadis dan tafsir, adalah guru yang tidak baik. (Al-Ghazali, t.th:50)

Keenam, seorang guru yang baik juga harus memiliki prinsip mengakui adanya perbedaan potensi yang dimiliki murid secara individual dan memperlakukannya sesuai dengan tingkat perbedaan yang dimiliki muridnya itu. Dalam hubungan ini, Al-Ghazali menasehatkan agar guru membatasi diri dalam mengajar sesuai dengan batas kemampuan pemahaman muridnya, dan ia sepantasnya tidak memberikan pelajaran yang tidak dapat dijangkau oleh akal muridnya, karena hal itu dapat menimbulkan rasa antipati atau merusak akal muridnya. (Al-Ghazali, t.th:51)

Ketujuh, seorang guru yang baik menurut Al-Ghazali adalah guru yang di samping memahami perbedaan tingkat kemampuan dan kecerdasan muridnya, juga memahami bakat, tabiat dan kejiawaannya muridnya sesuai dengan tingkat perbedaan usianya. Kepada murid yang kemampuannya kurang, hendaknya seorang guru jangan mengajarkan hal-hal yang rumit sekalipun guru itu menguasainya. Jika hal ini tidak dilakukan oleh guru, maka dapat menimbulkan rasa kurang senang kepada guru, gelisah dan ragu-ragu.

Kedelapan, seorang guru yang baik adalah guru yang berpegang teguh kepada prinsip yang diucapkannya, serta berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa. Dalam hubungan ini Al-Ghazali mengingatkan agar seorang guru jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip yang dikemukakannya.

Sebaliknya jika hal itu dilakukan akan menyebabkan seorang guru kehilangan wibawanya. Ia akan menjadi sasaran penghinaan dan ejekan yang pada gilirannya akan menyebabkan ia kehilangan kemampuan dalam mengatur murid-muridnya. Ia tidak akan mampu lagi mengarahkan atau memberi petunjuk kepada murid-muridnya.

Dari delapan sifat guru yang baik sebagaimana dikemukakan di atas, tampak bahwa sebagiannya masih ada yang sejalan dengan tuntutan masyarakat modern. Sifat guru yang mengajarkan pelajaran secara sistematik, yaitu tidak mengajarkan bagian berikutnya sebelum bagian terdahulu dikuasai, memahami tingkat perbedaan usia, kejiwaan dan kemampuan intelektual siswa, bersikap simpatik, tidak menggunakan cara-cara kekerasan, serta menjadi pribadi panutan dan teladan adalah sifat-sifat yang tetap sejalan dengan tuntutan masyarakat modern.

Continue Reading

0 komentar:

Gebyar Muharram 2008

Diposting oleh Samiyono

Kamis, 21 Februari 2008


Continue Reading

0 komentar:

perempuan

Diposting oleh Samiyono

Kamis, 14 Februari 2008

Bila seorang wanita mengatakan dia lagi sedih, tetapi dia tidak menitiskan airmata, itu bermakna dia sedang menangis di dalam hatinya.Bila dia tidak menghiraukan kamu setelah kamu menyakiti hatinya, lebih baik berikan

Continue Reading

4 komentar: